"Rocky Gerung akui punya kakek buyut pernah bertugas di perusahaan minyak Belanda dan menikahi putri Aceh. Sebut GAM dan mau ganti KTP nyaleg dari Aceh"
ATA RAKYAT - Pengamat Politik, Rocky Gerung mengakui kalau dirinya punya kakek buyut yang pernah bertugas di perusahaan minyak Belanda zaman kolonial, dan menikahi putri Aceh.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi panel bertajuk Milenial dan Masa Depan Indonesia di Kuala Village, Kuta Alam, Banda Aceh pada Kamis (16/2/2023).
"Saya datang ke Aceh seperti saya tiba di masa depan," buka Rocky Gerung disambut tepuk tangan.
Karena menurutnya Aceh sebagai daerah paling kaya dan punya sejarah perjuangan yang panjang.
"Nilai awal pertemuan antara demokrasi dan agama diuji di sini habis-habisan itu," katanya.
Menurut pengamat politik itu, Aceh bisa menghidupkan lagi harapan dan menemukan kembali nilai-nilai Indonesia.
Sementara dari sisi latar belakang dirinya, Rocky mengaku punya ikatan dengan Aceh karena adik iparnya orang Lhokseumawe.
Kemudian bila suatu waktu mendapati nama Gerung di Aceh, lanjutnya, berarti itu saudara Rocky Gerung.
Hal ini karena kakek buyutnya pernah bertugas di perusahaan minyak Belanda zaman kolonial dan menikahi putri Aceh.
"Saya ada koneksi sejarah dengan Aceh, dan itu yang membuat saya selalu ingin kembali untuk ganti KTP di sini supaya jadi caleg dari sini," kelakar Rocky.
Namun lebih dari itu, menurutnya ia terhubung dengan Prof Ahmad Humam Hamid yang kebetulan menjadi moderator dalam acara diskusi tersebut, sempat terpisah lalu terhubung dengan akal.
Suatu waktu Prof Humam menulis di Serambi Indonesia yang kemudian jadi viral. Tulisan tersebut berjudul Rocky Gerung, Kembang Tanjong, dan Abu Thalib.
Menurut Rocky, satu-satunya yang mengerti tentang pikiran kritisnya itu hanya Prof Humam.
"Jadi Prof Humam profesor beneran itu, yang lain profesor-profesor menghalangi saya untuk bicara itu," kata Rocky.
"Karena itu, saya anggota GAM. Gerakan Akal Merdeka, karena cuma akal yang bisa membuat kita merdeka," tambahnya disambut tepuk tangan.
Menurut pengamat politik itu, seseorang akan berhenti menjadi manusia bila kehilangan akal.
"Kehilangan akal, kita berubah dari orang jadi barang," kata Rocky.
Tantangan Paling Besar di Indonesia
Ketika bertemu dan berbicara dengan Diaspora di luar negeri, terakhir di Tokyo sekitar 3-4 bulan lalu, Rocky berujar mereka tidak mau pulang ke Indonesia.
Alasannya karena rezim saat ini tidak memberi harapan, sementara pemerintah Jepang memberi harapan untuk para diaspora di sana.
Secara pragmatis, menurut Rocky, mereka melihat bahwa kemakmuran, keadilan, kejujuran ada di Jepang buka di Indonesia.
"Kita bisa miris, tapi itu mereka bicara jujur dan faktual," kata Rocky.
"Jadi terlihat bahwa milenial sebetulnya menganggap di mana ada kebenaran, kejujuran dan keadilan, di situ negeri kami," tambahnya.
Bahayanya menurut Rocky, bila negeri ini ditinggalkan oleh mereka yang muda-muda dan diasuh oleh para koruptor.
"Kan anak-anak ini bersih pikirannya, dia tidak mau ikut dalam kekotoran republik, lalu dia minggat," kata Rocky
"Nah kita musti tahan, bukan dengan mengabaikan keinginan mereka tapi dengan membatalkan keinginan para koruptor dan para pejabat daerah yang tidak peduli dengan masa depan milenial, jadi di situ tantangan kita," pungkasnya.
Diketahui Rocky Gerung mengisi diskusi panel bertajuk Milenial dan Masa Depan Indonesia di Kuala Village, Kuta Alam Banda Aceh pada Kamis (16/2/2023) pukul 20.00 WIB.
Diskusi tersebut diselenggarakan oleh Satuan Pelajar Mahasiswa Pemuda Pancasila (Sapma PP) Aceh dan Yayasan Seulanga.
Panitia semula membuka pendaftaran bagi peserta umum dengan kuota 200 orang pada 12 Februari lalu.
Namun di luar dugaan, hanya dalam hitungan beberapa jam, kuota peserta yang dibuka untuk umum langsung penuh karena sudah 250 pendaftar yang masuk ke panitia.
Melansir Serambinews.com, Hal itu sebagaimana disampaikan oleh panitia, T Maury Darwin dan Maulidawati Rabu kemarin.
Panitia terpaksa menolak sebagian peserta yang mendaftar karena lokasi acara hanya mampu menampung 400 orang.
Sementara panitia membuka kegiatan tersebut untuk umum sebanyak 200 peserta saja, sisa undangan khusus.
"Tak mampu dibendung sebagian peserta dari luar kota seperti pantai timur dan barat, akhirnya terpaksa diterima," kata panitia.
Akhirnya panitia dengan berat hati menutup pendaftaran pada 13 Februari kemarin.
Pihaknya meminta maaf kepada para calon peserta karena tak mampu mengakomodir semuanya akibat kapasitas lokasi yang sangat terbatas.
Bisa Saksikan Secara Online
Mengingat besarnya antusias masyarakat yang ingin melihat langsung acara Rocky Gerung, panitia mengimbau kepada publik untuk dapat mengakses secara online.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar