ATA RAKYAT - Dinosaurus musnah setelah peristiwa kepunahan massal yang disebabkan oleh tabrakan asteroid di Bumi pada 66 juta tahun yang lalu. Namun, sepanjang sejarah Bumi, planet ini telah mengalami lima kali kepunahan massal dengan penyebab yang beragam, apa saja?
1. Kepunahan massal periode Ordoviscian-Silurian.
Dilansir dari National Geographic, Jumat (13/1/2023), periode Ordovician-Silurian yakni dari 485 hingga 444 juta tahun yang lalu dan merupakan masa perubahan dramatis bagi kehidupan di Bumi.
Selama rentang waktu 30 juta tahun, keragaman spesies berkembang, tetapi saat periode ini berakhir, menandai peristiwa kepunahan massal yang pertama bagi Bumi.
Penyebab kepunahan massal di Bumi di masa itu, terjadinya glasial besar-besaran yang mengunci air dalam jumlah besar di lapisan es yang menutupi sebagian besar daratan kutub selatan.
Serangan es ini diduga dipicu oleh munculnya Pegunungan Appalachian Amerika Utara.
Pelapukan skala besar dari batuan yang baru terangkat ini pun menyedot karbon dioksida dari atmosfer dan mendinginkan planet secara drastis.
Dampaknya, permukaan laut anjlok hingga ratusan meter, makhluk-makhluk yang hidup di permukaan dangkal melihat habitat mereka menyusut secara dramatis.
Kepunahan massal ini diketahui membunuh sekitar 85 persen semua spesies, yang paling parah terkena dampaknya adalah organisme laut.
2. Kepunahan massal Devonian
Akhir Periode ini dimulai pada 383 juta tahun yang lalu, dan peristiwa kepunahan massal ini melenyapkan sekitar 75 persen dari semua spesies di Bumi selama rentang waktu sekitar 20 juta tahun.
Di masa ini, kepunahan massal terjadi dengan penurunan drastis kadar oksigen laut, yang memberikan pukulan besar pada conodont dan kerabat purba cumi-cumi dan gurita yang disebut goniatites.
Peneliti mengungkapkan cukup sulit menentukan penyebab kepunahan massal yang terjadi pada periode Devonian Akhir ini.
Namun, kemudian diketahui bahwa peristiwa vulkanisme menjadi pemicu bencana tersebut.
Meletusnya gunung berapi Viluy Traps memuntahkan 240.000 mil kubik lava di tempat yang sekarang disebut sebagai Siberia.
Letusan vulkanik tersebut memuntahkan gas rumah kaca dan sulfur dioksida, yang dapat menyebabkan hujan asam.
Asteroid mungkin juga berkontribusi.
3. Kepunahan massal Permian-Triassic
Kehidupan di Bumi pada sekitar 252 juta tahun yang lalu menghadapi apa yang disebut Great Dying. Peristiwa kepunahan massal itu merupakan satu-satunya bencana terburuk yang pernah dialami planet Bumi.
Selama sekitar 60.000 tahun, 96 persen dari semua spesies laut dan sekitar tiga dari setiap empat spesies di darat mati.
Hutan-hutan di dunia musnah dan baru sekitar 10 juta tahun kemudian. Dari lima kepunahan massal yang dialami Bumi, Permian-Triassic adalah satu-satunya yang memusnahkan sejumlah besar spesies serangga.
Bahkan, ekosistem laut membutuhkan waktu empat hingga delapan juta tahun untuk pulih.
Satu-satunya penyebab kepunahan massal terbesar adalah meletusnya Siberian Traps, yakni kompleks vulkanik yang sangat besar yang memuntahkan 720.000 mil kubik lava melintasi tempat yang sekarang ini Siberia.
Letusan itu melepaskan 14,5 triliun ton karbon, lebih dari 2,5 kali lipat jika setiap ons terakhir bahan bakar fosil di Bumi digali dan dibakar.
Pemanasan global di masa Permian-Triassic ini menjadi bencana kepunahan massal terburuk dan paling mengerikan.
Sebab, dalam sejuta tahun setelah kejadian itu, suhu air laut di Bumi dan tanah naik antara minus 3 hingga 1 derajat Celsius (25 hingga 34 derajat Fahrenheit).
Bahkan, pada 250,5 juta tahun yang lalu, suhu permukaan laut di daerah khatulistiwa mencapai 40 derajat Celsius, setara suhu maksimum standar bak mandi air panas.
4. Kepunahan massal Triassic-Jurassic
Setelah Bumi dihantam Great Dying dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk pulih.
Dengan cepat, makhluk pembangun terumbu yang berbeda mulai bertahan, vegetasi mulai tumbuh subur menutupi daratan, menjadi rumah bagi sekelompok reptil yang archosaurus, yakni cikal bakal burung, buaya, pterosaurus, dan dinosaurus nonavian.
Akan tetapi sekitar 201 juta tahun yang lalu, kehidupan mengalami pukulan besar lainnya dengan hilangnya secara tiba-tiba hingga 80 persen dari semua spesies darat dan laut.
Pada akhir Trias, suhu Bumi menghangat dengan rata-rata penurunan antara minus 15 dan minus 11 derajat Celsius, didorong oleh empat kali lipat tingkat CO2 di atmosfer.
Kondisi ini mungkin dipicu oleh sejumlah besar gas rumah kaca dari Provinsi Magmatik Atlantik Tengah, sebuah provinsi beku besar di Pangaea tengah, super benua pada saat itu.
Kenaikan karbon dioksida mengasamkan lautan Trias, sedangkan di darat, vertebrata yang dominan adalah kelompok buaya yang ukurannya jauh lebih besar dari sekarang, banyak yang mati. Dinosaurus paling awal dengan cepat melakukan diversifikasi.
5. Kepunahan massal Cretaceous-Paleogene
Peristiwa kepunahan Cretaceous-Paleogene adalah kepunahan massal terbaru dan satu-satunya peristiwa yang secara definitif terkait dengan dampak tabrakan asteroid besar.
Sekitar 76 persen dari semua spesies di planet ini, termasuk semua dinosaurus nonavian, punah.
Pada 66 juta tahun yang lalu, sebuah asteroid berdiameter sekitar 7,5 mil atau sekitar 12 Km lebih, menghantam perairan yang sekarang menjadi Semenanjung Yucatan Meksiko.
Asteroid itu menghantam Bumi dengan kecepatan 72.420 Km/jam, saat membentur perairan ini, batu raksasa itu membuang sejumlah besar debu, puing dan belerang ke atmosfer, menyebabkan pendinginan global yang parah.
Bahkan, benturan masifnya meninggalkan kawah selebar lebih dari 193 Km. Dalam semalam, ekosistem pendukung kehidupan dinosaurus nonavian pun runtuh, menyebabkan tsunami hebat dan bencana mematikan lainnya.
Kepunahan massal Bumi hari ini
Kepunahan massal bagi Bumi di hari ini, perlahan mulai terjadi. Bumi saat ini sedang mengalami krisis keanekaragaman hayati dan perkiraan baru menunjukkan, kepunahan mengancam hingga satu juta spesies tumbuhan dan hewan.
Sebagian besar penyebab kepunahan spesies itu disebabkan oleh aktivitas manusia seperti deforestasi atau penggundulan hutan, perburuan, dan penangkapan ikan berlebihan.
Ancaman serius lainnya termasuk penyebaran spesies dan penyakit invasif dari perdagangan manusia, serta polusi dan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Saat ini, kepunahan terjadi ratusan kali lebih cepat dari biasanya. Jika semua spesies yang ada saat ini ditetapkan sebagai spesies sangat terancam punah, hampir punah, atau rentan punah di abad berikutnya.
Jika tingkat kepunahan itu terus berlanjut tanpa melambat, kita dapat mendekati tingkat kepunahan massal dalam waktu 240 hingga 540 tahun.
Sumber ; KOMPAS.com
Pewarta ; Ayahdidien
Tidak ada komentar:
Posting Komentar