JAKARTA, ATA RAKYAT - Partai Nasdem disebut tidak ada bedanya dengan ormas jika semua menterinya di dalam kabinet pemerintahan di reshuffle oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Nah kita mau tunggu, kalau Nasdem keluar dari situ (pemerintah) dia punya aset apa tuh untuk mengusung Anies,” kata Rocky melalui channel youtubenya yang dilansir Kamis (24/11/22).
“Karena biasanya kalau udah nggak ada potensi di kabinet, ya udah Nasdem akhirnya di ormas juga akhirnya. Dia kan disebut partai karena ada wakilnya di kabinet,” tambahnya.
Menurut Rocky ini adalah konsekuensi yang harus diterima oleh Nasdem ketika mengusung seseorang yang merupakan antitesis Presiden Jokowi. Sayangnya kata dia, Nasdem belum menunjukan sikap yang jelas.
“Dalam hal ini mendua begitu ya, masih terus saya ingin mengawal pemerintahan Jokowi dan tidak mau seperti antitesis,” ungkapnya.
“Tapi kemarin ini sudah mulai kelihatan, dalam rapat pembahasan prediksi undang-undang IKN, mereka (Nasdem) tidak hadir,” tambahnya.
Senada dengan Rocky, pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing mengatakan keputusan Nasdem mengusung Anies harus diwujudkan dan dipertanggungjawabkan kepada rakyat Indonesia.
"Nasdem sudah memutuskan membawa Anies menjadi capres yang akan datang. Suatu keputusan yang berani, namun harus bertanggung jawab," ujar Emrus di Jakarta, Rabu (23/11).
Menurut dia, hal itu demi menjaga reputasi dan kredibilitas politik Nasdem di mata rakyat.
"Sekali diucapkan di ruang publik, harus diwujudkan dan dipertanggungjawabkan kepada rakyat Indonesia," kata Emrus.
Pengamat Emrus mengatakan wajib bagi Nasdem bekerja keras menjadikan Anies capres, mempersuasi dan melobi partai lain agar memenuhi jumlah kursi di parlemen.
"Tidak boleh mundur sedikit langkah pun dengan alasan apapun," kata dia.
Selain itu, menurut Emrus, Nasdem juga mutlak harus menyediakan biaya politik memenangkan Anies menjadi presiden periode 2024-2029.(WartaEkonomi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar