Namun, sekarang teknologi sudah berkembang sangat pesat. Kecerdasan buatan (AI) berhasil membuat cerminan wajah Cut Nyak Dien dengan sangat detail.
Dari gambar tersebut, wajah Cut Nyak Dien sangatlah cantik dan sulit untuk ditandingi wanita-wanita lain. Simak ulasannya sebagai berikut.
Wajah Cut Nyak Dien Versi AI
Sebuah foto yang diunggah oleh akun Instagram @yofangga memperlihatkan sosok wajah Cut Nyak Dien yang tergambar secara jelas ketika masih muda.
Sosok pahlawan istri dari Teuku Umar itu sangatlah kharismatik dengan pakaian kebesaran berwarna hitam dan motif emas.
“Dulu cuma bisa lihat gambar lukisannya di buku-buku pelajaran SD. Sekarang dengan adanya teknologi, para pahlawan ini bisa hidup kembali dengan raut muka yang lebih nyata,” tulis keterangan unggahan.
Dari gambar versi AI tersebut, Cut Nyak Dien memiliki kulit wajah yang bersih dengan pipi merah dan mata yang lebar. Alis Cut Nyak Dien juga sangat tajam ditambah bulu mata lentik yang membuat wajahnya semakin tegas.
Sementara itu, di pipi kirinya, terlihat ada dua tahi lalat kecil yang menambah keelokan para pahlawan perempuan dari Aceh itu.
Rambut Cut Nyak Dien membekukan ke atas menggunakan ikat rambut yang tampak terbuat dari emas atau kuningan. Penampilan semacam itu membuat paras Cut Nyak Dien sulit untuk ditandingi kecantikannya.
Perjuangan Cut Nyak Dien
Cut Nyak Dien adalah pahlawan perempuan dari Aceh yang pernah memimpin perang melawan Belanda. Masyarakat Aceh menyebut perang tersebut sebagai Perang Sibi atau perang Sabil melawan kafir Belanda.
Perang yang terjadi pada tahun 1873-1904 itu memakan banyak sekali korban jiwa di kedua belah pihak. Belanda kehilangan 35.000 prajurit sedangkan masyarakat Aceh meninggal sebanyak 70.000 jiwa.
Perang itu dilatar belakangi karena kekesalan Cut Nyak Dien terhadap Belanda yang melakukan pembakaran terhadap masjid. Ia berteriak dan menghujat aksi Pembakaran masjid Baiturrahman.
"Wahai sekalian mukmin yang bernama orang Aceh! Saksikan! Saksikan sendiri dengan matamu! Masjid kita dibakarnya! Mereka melawan Allah Subhanahuwataala! Tempatmu tampil dibinasakan! Nama Allah dicemarkannya! Camkanlah itu!
Janganlah kita melupakan budi si kafir yang serupa itu! Masih adakah orang Aceh yang sukamengampuni dosa si kafir yang serupa itu? Masih adakah orang Aceh yang suka menjadi budak kafir Belanda?"
Sumber : Merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar