Seseorang berjalan melewati bendera Inggris di Tea & Sympathy di West Village, New York, Kamis (8/9/2022).. Tea & Sympathy in the West Village adalah satu-satunya restoran Inggris yang dimiliki dan dioperasikan di Manhattan. (Photo by Alexi Rosenfeld/Getty Images)
ATA RAKYAT - Krisis biaya hidup di Inggris telah mendorong warga di negara itu untuk bertindak di luar kebiasaan. Terbaru, muncul laporan terkait warga yang mengkonsumsi makanan hewan dan juga memanaskan makanan dengan lilin untuk mengkompensasi biaya energi yang tinggi.
Inflasi Inggris telah mencapai level tertinggi dalam 41 tahun, dengan biaya makanan dan minuman non-alkohol melonjak sebesar 16,4% pada tahun ini hingga Oktober. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 1977.
Kemalangan ditambah dengan melonjaknya tagihan energi. Rumah tangga dipaksa untuk membuat pilihan sulit antara pemanas dan makan.
"Saya masih kaget dengan fakta bahwa ada orang yang makan makanan hewan, orang yang mencoba memanaskan makanan mereka dengan lilin atau radiator," kata Mark Steed, yang mengelola pantry di area Stowbridge Cardiff kepada BBC akhir pekan kemarin, dikutip dari Independent, Rabu (7/12/2022).
"Ini adalah jenis cerita yang mengejutkan yang sebenarnya adalah kebenaran, kami tahu dari orang-orang terpercaya yang akhirnya berbagi ini dengan kami sambil menangis. Itu seharusnya tidak terjadi," jelasnya.
Meski mengalami kenaikan biaya hidup yang cukup tajam, upah di Inggris di sisi lain masih terus stagnan. Menurut Trades Union Congress (TUC), ini memicu kerugian warga hingga 6,2% selama dua tahun ke depan.
Ada peningkatan jumlah orang dalam pekerjaan sektor publik yang terpaksa bergantung pada bank makanan karena krisis biaya hidup meningkat. Di sisi lain, ada juga pemogokan massal terjadi di antara pekerja di bidang pendidikan, kesehatan, dan industri kereta api yang mendesak kenaikan upah.
Puluhan ribu guru di sekolah-sekolah di Inggris dan Wales juga akan memberikan suara untuk pertama kalinya dalam satu dekade apakah akan melakukan pemogokan. Staf universitas juga mengadakan apa yang disebut sebagai pemogokan terbesar mereka bulan ini.
"Cardiff adalah kota yang berkembang, namun ada kantong-kantong kekurangan yang tidak dapat diterima. Apa yang mereka katakan kepada kami adalah bahwa mereka bekerja setiap jam yang mereka bisa," ujar salah satu pekerja komunitas di wilayah Cardiff, Mr Seed.
Stagflasi
Sementara itu sebelumnya, konfederasi Industri Inggris (CBI) memperingatkan resesi dan stragflasi yang terjadi di Inggris dapat berubah menjadi "dekade yang hilang" atau lost decade. Hal ini dapat terjadi jika tidak ada tindakan pencegahan yang diambil pemerintah.
Istilah lost decade awalnya diciptakan untuk merujuk pada krisis ekonomi selama satu dekade di Jepang selama tahun 1990-an. Di mana periode stagnasi ekonomi yang menjadi salah satu krisis ekonomi terpanjang dalam catatan sejarah.
Dalam ramalan ekonomi yang suram yang diterbitkan pada Senin, CBI mengatakan bahwa tiga perempat perusahaan sedang berjuang untuk menemukan keterampilan dan pekerja yang mereka butuhkan. Ini mendesak perubahan dalam kebijakan pemerintah, termasuk sistem imigrasi yang lebih fleksibel dan keringanan pajak untuk meningkatkan investasi.
"Inggris berada dalam stagflasi - dengan inflasi yang meroket, pertumbuhan negatif, penurunan produktivitas, dan investasi bisnis. Perusahaan melihat peluang pertumbuhan potensial tetapi kurangnya 'alasan untuk percaya' dalam menghadapi tantangan menyebabkan mereka berhenti berinvestasi pada 2023," kata direktur jenderal CBI Tony Danker dalam sebuah pernyataan, dikutip CNN International.
"Kita akan melihat satu dekade pertumbuhan yang hilang jika tindakan tidak diambil. PDB adalah pengganda sederhana dari dua faktor: orang dan produktivitasnya. Tapi kami tidak memiliki orang yang kami butuhkan, maupun produktivitasnya," tambah Danker.
Inggris Raya adalah satu-satunya negara ekonomi G7 yang masih belum pulih sepenuhnya dari pandemi Covid-19. Prospek ekonomi Inggris tahun depan adalah salah satu yang terlemah dari negara-negara maju yang dicakup oleh perkiraan CBI.
CBI memperkirakan ekonomi Inggris akan menyusut sebesar 0,4% pada tahun 2023, penurunan yang signifikan dari pertumbuhan 1% yang diprediksi pada Juni. Perekonomian diperkirakan akan pulih ke ukuran sebelum Covid hanya pada kuartal kedua (Q2) tahun 2024.
Sumber: CNNIndonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar