Mahathir KO hingga Raja Turun Tangan Begini Fakta Pemilu Malaysia - ATA RAKYAT

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 22 November 2022

Mahathir KO hingga Raja Turun Tangan Begini Fakta Pemilu Malaysia

Foto : AP/Vincent Thian

Berbagai peristiwa meriuhkan gelaran pemilu Malaysia, mulai dari mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad 
kalah, hingga tak ada pemenang mutlak sampai-sampai raja harus turun tangan.
Sejak pemilu digelar pada Sabtu (19/11), hingga kini masyarakat Malaysia belum memiliki pemerintah baru yang seharusnya memimpin mereka.

Ini merupakan kali pertama Malaysia tak langsung mendapatkan pemenang setelah pemilu digelar. Selain itu, ini juga pertama kalinya Mahathir kalah dalam pemilihan umum.

Berikut fakta-fakta yang dianggap membuat pemilu Malaysia kali ini sangat rumit ;

1. Hasil pemilu ketat

Hasil pemilu menunjukkan persaingan ketat antara dua kubu terkuat, yaitu koalisi Pakatan Harapan (PH) pimpinan Anwar Ibrahim dan Perikatan Nasional (PN) yang dikepalai Muhyiddin Yassin.

Berdasarkan hasil perhitungan suara hingga Minggu sore, tak ada satu pun partai politik yang melewati ambang batas 112 kursi di parlemen.

Merujuk pada laporan The Star, PH hanya mendapatkan 82 kursi, disusul PN dengan 73 kursi. PN memang mengaku sudah sepakat membentuk koalisi dengan partai Sabah dan Sarawak, tapi tak ada bukti jelasnya.

Pemilu di Malaysia sendiri menggunakan sistem first past the post. Artinya, partai koalisi pertama yang berhasil mengantongi 112 dari total 222 kursi di parlemen dapat langsung membentuk pemerintahan.

2. Parlemen gantung
Buntut kebuntuan ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Malaysia memiliki parlemen gantung, di mana tak ada mayoritas terbentuk.

Sepanjang Negeri Jiran berdiri, koalisi pemerintahan dapat langsung terbentuk setelah hasil pemilu keluar.

3. Anwar dan Muhyiddin saling klaim kemenangan
Meski hasil pemilu menunjukkan tak ada koalisi yang melewati ambang batas parlemen, Anwar dan Muhyiddin saling mengklaim menang dalam pemilu kali ini.

Muhyiddin mengklaim partainya sudah siap membentuk pemerintah federal setelah berkoalisi dengan partai-partai Sabah dan Sarawak.

Ia juga mengklaim PN sudah menerima surat dari Raja Malaysia yang berisi syarat pembentukan pemerintahan berikutnya. Namun, Muhyiddin menolak membocorkan isi detailnya.

Sementara itu, Anwar Ibrahim menganggap pernyataan Muhyiddin itu sulit diterima. Ia lantas mengklaim pihaknya sudah berkomunikasi dengan istana terkait pembentukan kabinet.

"Tidak mungkin, tidak mungkin dia melakukannya karena kami telah menulis dan kami akan memberi tahu istana sesuai dengan itu. Saya bicara berdasarkan fakta, bukan rumor," ucapnya, seperti dikutip MalayMail.

Menurutnya, sebagai koalisi terbesar, PH sudah mendapatkan jumlah yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan federal dengan mayoritas sederhana.

Foto :  (Malaysian Department of Information via Reuters)

4. Raja turun tangan
Di tengah saling klaim ini, Raja Malaysia, Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, akhirnya turun tangan dengan meminta agar nama calon perdana menteri diserahkan hari ini.

Pengawas Keuangan Rumah Tangga Kerajaan, Datuk Seri Ahmad Fadil Syamsuddin, mengatakan raja memberikan waktu hingga pukul 14.00 waktu setempat bagi koalisi pemenang untuk memberikan nama calon PM.

Antara melaporkan bahwa Istana Negara sudah menerima hasil resmi Pemilu ke-15 ini dari Ketua Komisi Pemilihan, Tan Si Abdul Ghani Salleh, pada Minggu (20/11) pukul 13.15 waktu setempat.

Istana pun telah menugaskan Ketua Dewan Rakyat, Azhar Azizah Haru, untuk meminta pemimpin parpol dan koalisi dengan jumlah raihan kursi terbanyak di pemilu agar segera membentuk pemerintahan baru.

Ahmad mengatakan bahwa para ketua parpol harus segera menginformasikan koalisi partai yang telah disepakati dan mengajukan salah satu nama anggota dari kubu tersebut untuk menjadi calon PM.

Orang-orang mengantri untuk memberikan suara mereka selama pemilihan umum Malaysia di Permatang Pauh, Penang, Malaysia, 19 November 2022. Warga Malaysia mengikuti pemilu yang akan menentukan apakah koalisi yang paling lama di negara itu dapat bangkit kembali setelah kalah dalam pemilu empat tahun lalu. (Foto: REUTERS/Hasnoor Hussain)

5. Mahathir kalah
Selain perebutan klaim kemenangan itu, kekalahan Mahathir dalam pemilu kali ini juga menjadi sorotan. Untuk pertama kalinya sepanjang kariernya, mantan PM itu harus mereguk kekalahan dalam pemilu.

Kekalahan ini dianggap pukulan keras bagi Mahathir yang sempat dielu-elukan karena berhasil mendepak koalisi terbesar dalam sejarah Malaysia, Barisan Nasional, dalam pemilu pada 2018 lalu.

Ia kalah telak dari Mohd Suhaimi Abdullah dari Perikatan Nasional (PN) dalam memperebutkan kursi parlemen Langkawi.

Mohd berhasil merebut 13.518 dari 25.463 suara, sementara Mahathir hanya 4.556 suara. Ini pun dianggap sebagai akhir karier dari politikus berusia 97 tahun itu.

Kekalahan ini dianggap pukulan keras bagi Mahathir yang sempat dielu-elukan karena berhasil mendepak koalisi terbesar dalam sejarah Malaysia, Barisan Nasional, dalam pemilu pada 2018 lalu.(Cnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here